FILOSOFI KOPI : KUMPULAN CERITA DAN PROSA SATU DEKADE


Filosofi Kopi

Filosofi Kopi adalah kumpulan cerita dan prosa satu dekade yang dibuat oleh Dee, dimana di dalam buku ini terdapat 18 bab dengan cerita berbeda. Filosofi Kopi sendiri menceritakan tentang seseorang bernama Ben yang pergi berkeliling dunia, mencari koresponden di mana pun demi mendapatkan kopi – kopi terbaik dari seluruh negeri. Menjajal rasa kopi sana-sini dengan gaya backpacker yang unik, sampai tibalah saatnya Ben kembali dari perjalanan panjangnya dan memutuskan membuka kedai kopi sendiri bersama sahabatnya, Jody.

Yang membuat kedai ini istimewa adalah pengalaman ‘ngopi’ yang di ciptakan Ben. Ia tak hanya sekedar meramu sebuah kopi saja, tetapi ia menarik arti, membuat analogi, hingga terciptalah satu fiosofi untuk setiap jenis ramuan kopi. Contohnya saat membuat Kopi Tubruk, akan ada secarik kertas bertuliskan tentang kopi tubruk yang melambangkan kejujuran.

Setiap hari kedai kopinya ramai oleh orang-orang yang memesan kopi untuk kenikmatan, suasana, sekaligus memawaskan diri dengan kopi dan karakter diri mereka. Sampai Ben menemukan puncak kenikmatannya sebagai bartender, dia meracik sebuah ramuan demi tantangan seorang pelanggan yang menginginkan kopi yang benar-benar sempurna dan lahirlah “Ben’s Perfecto”, menu kopi yang akhirnya menjadi pilihan utama para pelanggan setia.

Akhir cerita ini sangat menarik, karena sebuah kesederhanaan dari Kopi Tiwus, ramuan kopi dari kedai seorang bapak sederhana yang letaknya jauh, sangat jauh dari perkotaan, menjatuhkan kepercayaan dari nama bangga “Ben’s Perfecto” akan kesempurnaan. Mengapa?

“Sesempurna apa pun kopi yang dibuat, kopi tetaplah kopi, punya sisi pahit yang tak mungkin disembunyikan” (Filosofi Kopi, 2006)

Sebuah buku fiksi dengan gaya bahasa yang ringan, namun bukan Dee namanya jika membiarkan kalimat itu sederhana tanpa ornament khas sastra. Dee telah sukses membuat banyak penggemarnya berpikir dalam Supernova, maka dalam penggarapan cerpennya ini, ia menyelipkan interpretasi yang membutuhkan usaha lebih dari sang pembaca untuk meluangkan waktu dua atau tiga kali untuk membaca.

Ruang cerpen yang sempit dijadikan Dee sebagai wahana yang intens namun tidak sesak untuk mengungkapkan apa yang tak selalu mampu dikatakan. Lewat refleksi dan monolog interior yang digarap dengan cakap dan jernih, pembaca diajak menjelajahi halaman-halaman kecil dalam cerpen yang kini dijadikannya semesta kehidupan.

Nah, selain Filosofi Kopi, buku ini juga berisi 17 tulisan lainnya yang berupa prosa lirik serta cerita pendek, yaitu: Filosofi Kopi (1996), Mencari Herman (2004), Surat Yang Tak Pernah Sampai (2001), Salju Gurun (1998), Kunci Hati (1998), Selagi Kau Lelap (2000), Sikat Gigi (1999), Jembatan Zaman (1998), Kuda Liar (1998), Sepotong Kue Kuning (1999), Diam (2000), Cuaca (1998), Lara Lana (2005), Lilin Merah (1998), Spasi (1998), Cetak Biru (1998), Budha Bar (2005), dan Rico de Coro (1995).

“Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?” (Spasi ,1998)

Buku karya Dee yang satu ini mampu menuai pujian dari seorang Goenawan Moehammad. Seperti yang dikatakannya di awal buku, buku ini adalah buku yang cerdas, buku yang tidak ruwet, buku yang mematuhi ejaan dan gramar, buku yang ditulis oleh seorang eseis yang menunggu, dibalik seorang pencerita.

Kabar baiknya lagi, buku ini juga pernah dianugerahi sebagai Karya Sastra Terbaik tahun 2006 oleh majalah Tempo dan pada tahun yang sama, Filosofi Kopi juga berhasil dinobatkan menjadi 5 Besar Khatulistiwa Award kategori fiksi. Menurut berita yang beredar, sama halnya dengan novel-novel Dee sebelumnya, akan ada Filosofi Kopi The Movie yang siap disutradarai oleh Angga Sasongko. Kita tunggu saja yaa 🙂

“Hidup ini cair. Semesta ini bergerak. Realitas berubah.” (Surat Yang Tak Pernah Sampai, 2001)

Selamat membaca!

***

Judul Buku         : Filosofi Kopi

Pengarang          : Dewi Lestari / Dee

Penerbit              : Bentang Pustaka

Tahun Terbit     : 2006

Tebal Halaman : 142

 

Leave a comment